Alamat
Jalan Simpang Alai, Cupak Tangah, Pauh
Pos-el
kontak(at)palitosumbar.kemdikbud.go.id
Telepon
0751-776789
Rabu, 03 Agustus 2022

Bantuan Pendukung

Memberikan bantuan kepada tamu di dalam dan diluar Dalam dunia usaha kita tidak pernah terlepas dari konsumen atau pelanggan. Untuk mendapatkan banyak pelanggan dan mempertahankkan pelanggan yang sudah ada kita harus dapat memberikan pelayanan yang maksimal sesuai yang diharapkan olehpelanggan atau konsumen.

1. Jenis-jenis Pelayanan

a) Pelayanan yang ramah

Ramah adalah sikap yang menunjukkan keakraban, kesopanan kelemah-lembutan. Dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan, seorang karyawanselain harus berpenampilan menarik juga dituntut harus memiliki sikap ramah.

Pelanggan yang dilayani terdiri dari berbagai jenis manusia, berbagai tingkat sosial, suku bangsa, dan berbagai agama serta kepercayaan, maka harus bisa menyesuaikan diri dengan pelanggan.

Pelayanan yang Ramah dapat ditunjukkan antara lain:

1) Biasakan diri tersenyum dalam menghadapi siapa pun

2) Melakukan tegur sapa dengan pelanggan secara akrab

3) Menanyakan kabar sebagai basa-basi adap Timur

4) Jika sedang sibuk, utarakan ungkapan yang dapat digunakan

5) Membantu membawakan barangnya dengan ikhlas jika ada pelanggan yang

membawa bawaan

6) Biasakan menggunakan kata-kata yang baik, dan tidak melukai hati pelanggan

b) Pelayanan yang profesional

Karyawan yang professional adalah karyawan yang tahu dan menguasai bagaimana cara menyelesaikan permasalahan yang menjadi tanggung jawabnya dengan bijaksana

Karyawan yang professional memiliki sikap mandiri dalam menjalankan tugasnya. Ia mampu memberikan kepastian mengenai pelaksanaan tugasnya dan mampu memutuskan hal-hal yang perlu mendapatkan respon secara cepat dan tepat.

Dengan demikian Karyawan yang professional dituntut memiliki kepribadian yang mantap, mampu bertanggung jawab, dan berdedikasi tinggi. Dengan kualitas demikian, diharapkan ia akan mampu memberikan Pelayanan Prima (maksimal) bagi perusahaan dan pelanggannya, memberikan keyakinan kepada pelangan dan pada akhirnya memuaskan semua pihak yang berkepentingan.

2. Karakter pelanggan

Pelanggan adalah pembeli atau pemakai produk/jasa. Dengan demikian pelanggan dapat diibaratkan sebagai jantung perusahaan. Bila jantung berhenti berdenyut, perusahaan akan mati. Sebaliknya, banyaknya pelanggan yang melakukan transaksi ibarat jantung yang sehat yang mengalirkan darah kehidupan kesekujur bagian tubuh.

Karena pentingnya pelanggan bagi perusahaan, maka penjual atau penyedia jasa harus memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada para pelanggan.

Berkaitan dengan perusahaan dan pelayanan prima, ada beberapa pengertian mengenai pelanggan, yaitu :

a) Pelanggan adalah orang yang paling penting dalam setiap kegiatan usaha (bisnis)

b) Pelanggan adalah orang yang tidak tergantung pada diri kita, tetapi kitalah yang

tergantung padanya

c) Pelanggan tidak menginterupsi (mengganggu) pekerjaan kita, tetapi memberikan

usulan bagi perbaikan usaha kita

d) Pelanggan datang sebagai sahabat, maka jangan menyuruhnya menunggu sampai

kita tidak sibuk lagi

e) Pelanggan adalah bagian terpenting dalam usaha kita, bukan orang di luar

perusahaan

f) Pelanggan adalah orang/lembaga yang melakukan pembelian produk/jasa kita secara

berulang-ulang (Kontinue)

g) Pelanggan adalah orang yang memberikan perhatian penuh terhadap produk/jasa

yang kita tawarkan

h) Pelanggan bukanlah sekedar uang dalam Cash Register kita, melainkan manusia

dengan perasaan dan kemauan yang harus kita hormati

i) Pelanggan adalah seseorang yang membina hubungan baik dengan orang lain

khusus dalam bidang usaha

3. Penggolongan Pelanggan

a) Pelanggan Internal (Internal Customer)

Pelanggan Internal adalah pelanggan yang berasal dari dalam perusahaan yang

menjadi pelanggan dari produk yang di hasilkan oleh mereka sendiri

b) Pelanggan Eksternal (External Customer)

Pelanggan Eksternal adalah pelanggan yang berasal dari luar perusahaan yang

memberi atau menerima barang-barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu

perusahaan

4. Tipe-tipe Pelanggan

Secara garis besar ada beberapa tipe pelanggan. Pengelompokan ini tidak mempunyai

dasar ilmiah (psikologi, sosiologi), namun sering dianut oleh para penyedia jasa.

a) Pelanggan pria

1) Tidak bertele-tele dalam mencari barang yang diinginkan

2) Kurang sabar dalam memilih barang yang diinginkan

3) Mudah dipengaruhi bujukan petugas pelayan

4) Mudah terpengaruh oleh penjelasan dan argumentasi yang obyektif

b) Pelanggan wanita

1) Sangat bertele-tele dalam memilih barang

2) Tidak mudah terpengaruh penjelasan/bujukan petugas pelayanan

3) Dalam memilih barang, biasanya lebih tertarik pada motif, bentuk atau warna, bukan

manfaat barang tersebut, karena wanita cenderung menggunakan perasaan

4) Lebih mempunyai sesuatu yang bersifat modis, terutama dalam memilih produk

pakaian, tas, sepatu,

5) Mudah meminta pandangan dan pendapat orang lain

6) Menyukai hal-hal yang bersifat teknis

7) Kurang menyukai hal-hal yang bersifat non teknis

c) Pelanggan remaja

1) Mudah terpengaruh bujukan petugas

2) Mudah terpengaruh tayangan iklan yang menarik

3) Seleranya sangat modis dalam memilih barang

4) Agak boros dalam berbelanja

d) Pelanggan usia lanjut

1) Sangat sulit terpengaruh bujuk rayu petugas

2) Sudah mantap dalam memilih barang yang diinginkan

3) Acapkali menanyakan barang-barang yang sudah ke tinggalan jaman

4) Biasanya bersikap ramah dan ngemong pada petugas yang masih muda-muda

5) Cenderung ingin berlama-lama dan ngobrol dulu dengan petugas

e) Pelanggan anak-anak

1) Umumnya masih suka bermain-main

2) Keinginannya terkadang tidak konsisten (suka berubah- ubah)

3) Tidak pernah diam, selalu bergerak kesana-kemari

4) Mudah dipengaruhi dengan bujuk rayu

f) Pelanggan pasangan

1) Suasana hati sedang diliputi kebahagiaan

2) Seia-sekata dan jarang terjadi perselisihan

g) Pelanggan pendiam

1) Kurang berani menyatakan kebutuhannya, karena malu

2) Enggan untuk bicara, karena sedang memikirkan mutu barang atau harga

3) Tidak mudah untuk dilayani karena tidak diketahui kebutuhannya

4) Tidak memusatkan pikirannya pada suatu barang, karena merasa gugup atau

bingung

5) Kemampuan berbicaranya kurang, yang mungkin disebabkan oleh adanya

kerusakan organis atau psikis

h) Pelanggan yang suka berbicara

Biasanya pelanggan ini pandai mengarahkan topik pembicaraan. Bahkan sering

berbicara tentang berbagai persoalan tanpa menyinggung kebutuhannya untuk

membeli sesuatu.

Dalam menghadapi pelanggan tipe ini kita hendaknya bersikap sabar dan bijaksana.

Apabila pelanggan terus berbicara dan ketika mendadak berhenti, maka harus segera

dialihkan pembicaraannya pada barang yang akan dibutuhkan.

i) Pelanggan yang gugup

Dalam menghadapi pelanggan yang gugup, hendaknya kita memperhatikan hal-hal

yang berikut:

1) Tidak menawarkan barang secara berlebihan, supaya tidak membingungkan

2) Memusatkan perhatian pada barang-barang yang dibutuhkan

3) Menghindari sikap yang seolah-olah merendahkan pelanggan

4) Bersikap sabar dan tidak mudah kesal

j) Pelanggan yang ragu-ragu

Dalam menghadapi pelanggan yang ragu-ragu, hendaknya kita memperhatikan hal-hal

yang berikut:

1) Berusaha untuk meyakinkan pelanggan tentang barang-barang yang dibutuhkannya

2) Mencoba menawarkan barang-barang yang mungkin diperlukannya

3) Menjelaskan segala jenis barang yang tersedia sampai mendetail, agar tertarik

4) Apabila pilihan pertama kurang menarik, tawarkan yang lainnya sebagai pilihan

alternatif

5) Dengan sabar mengikuti selera pelanggan dan tidak memaksakan pendapat

6) Memberi jaminan kepada pelanggan.

k) Pelanggan Pembantah

Orang yang bertipe pembantah basanya akan menganggap dirinya paling pandai atau

paling banyak tahu, sehingga tidak mau mendengarkan pendapat atau saran orang lain.

Pelanggan seperti ini senang sekali berdebat kusir, sehingga membuat gaduh suasana,

mengganggu perasaan, dll.

Dalam hal ini kita hendaknya menjaga agar hal tersebut tidak berlarut-larut.

l) Pelanggan yang Sadar

Pelanggan yang sadar biasanya mempunyai kepercayaan diri yang cukup tinggi karena

sudah mengetahui dan merencanakan segala sesuatu yang akan dibelinya. Pelanggan

yang sadar dalam melakukan transaksi hanya mengatakan keperluannya dengan

ringkas dan jelas, sehingga tidak banyak membuang waktu dalam menentukan barang

apa yang akan di belinya

m) Pelanggan yang Curiga

Pelanggan yang Curiga selalu berhati-hati dalam berbelanja. Dia tidak mudah

dipengaruhi oleh penjual. Pelanggan tipe ini umumnya bersikap tidak tenang dan

selalau merasa curiga akan ditipu. Kecurigaan tersebut muncul dikarenakan mungkin

dia pernah mengalami salah beli atau tertipu.

n) Pelanggan yang Angkuh

Pelanggan yang Angkuh adalah pelanggan yang selalu ingin berkuasa dan menjadi

pusat perhatian. Pelanggan ini mudah dikenal, karena segala sesuatu yang

dilakukannya serba berlebihan, sombong, menawar barang di bawah harga standar.

5. Harapan Pelanggan

Seperti tercermin pada falsafah bisnis jasa pelayanan yaitu "pelanggan membeli

pelayanan, bukan membeli produk". Pelanggan itu tidak membeli produk yang kita

tawarkan, tetapi membeli pelayanan yang kita berikan. Kalau pelayanan kita baik,

ramah, penuh perhatian dan memenuhi kebutuhan pelanggan saat mereka datang,

melihat, maka dari melihat, kemudian mencoba, meneliti, sampai akhirnya memutuskan

untuk membeli.

Harapan-harapan Pelanggan antara lain:

a) Pelayanan yang baik

b) Informasi yang jujur dan benar tentang produk yang akan dibelinya

c) Pelayanan purna jual (after sales service) atau pelayanan setelah penjualan

d) Potongan harga atas barang yang dibelinya

e) Kelayakan harga atas barang yang dibelinya

6. Jenis-jenis Kebutuhan Pelanggan

Kebutuhan Pelanggan terhadap mutu pelayanan yang diberikan oleh perusahaan bisnis

tentu selalu meningkat. Apabila perusahaan bisnis tidak memberikan pelayanan baik,

maka akan menimbulkan kekecewaan bagi pelanggannya. Hal itu berarti pula bahwa

perusahaan bisnis belum menerapkan pelayanan prima. Dalam hal ini mereka belum

memberikan kepuasan kepada para kolega dan pelanggannya. Akibatnya mereka akan

ditinggalkan para kolega dan pelanggannya.

Sebenarnya salah satu tujuan perusahaan bisnis adalah memberikan kepuasan kepada

kolega dan pelanggannya, namun dalam praktiknya tidak mudah, salah satu

penyebabnya adalah masih rendahnya pelayan dalam memahami dan melaksanakan

prinsip-prinsip Pelayanan Prima.

Pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan kepuasan pelanggan. Sebab tujuan

penerapan Pelayanan Prima untuk memenuhi kepuasan pelanggan.

Ada beberapa pengertian kepuasan pelanggan, antara lain :

a) Kepuasan pelanggan adalah respon pelanggan terhadap ketidak sesuaian yang

dirasakan antara harapan dan kebutuhan dengan produk yang dirasakan setelah

mereka menggunakannya.

b) Kepuasan Pelanggan adalah suatu tanggapan emosional pelanggan terhadap

pengalaman setelah mengkonsumsi suatu produk atau jasa.

c) Kepuasan pelanggan adalah evaluasi purna beli terhadap alternatif produk yang

dipilih sekurang-kurangnya sama atau melampaui harapan pelanggan, sedangkan

ketidak puasan timbul jika hasil (out-come) tidak sesuai dengan harapan

d) Kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan

produk dan kinerja yang ia rasakan dengan kebutuhan dan harapannya.

Untuk mewujudkan dan mempertahankan kepuasan pelanggan, perusahaan bisnis

perlu melakukan beberapa tindakan, antara lain:

a) Mengidentifikasi harapan dan kebutuhan para pelanggannya.

b) Memenuhi harapan dan kebutuhan para kolega dan pelanggan terhadap kualitas

produk barang dan jasa

c) Mempelajari dan menguasai prinsip-prinsip Pelayanan Prima

d) Memahami teknik pengukuran umpan balik tentang kepuasan pelanggan

Agar kita dapat melakukan tindakan konkret dalam menyelesaikan permasalahan

dengan pelanggan, kita perlu memiliki catatan-catatan administrasi lengkap mengenai

transaksi yang telah kita lakukan dengan pelanggan.

Berikut ini beberapa penjelasan mengenai sejumlah catatan administrasi yang kita

perlukan:

1) Terjadinya pesanan dari para pelanggan

Pesanan dari para konsumen, dapat terjadi karena adanya jasa serta usaha-usaha dari:

(a) Pemasaran oleh wiraniaga/petugas penjualan/sales

(b) Pengiklanan di media massa (koran, majalah, radio, televisi)

(c) Pengedaran brosur, pamphlet, ktalogus, prospectus kepada masyarakat calon

pembeli/konsumen

(d) Pameran/ekspo/fair dan demonstrasi yang dilakukan perusahaan beserta

perusahaan lain

(e) Pengiriman penawaran secara langsung

2) Cara-cara pemesanan barang

Pemesanan barang dari konsumen yang dapat diperoleh perusahaan dapat melalui:

(a) Tenaga penjual

(b) Konsumen langsung datang sendiri

(c) Perantara (pihak ketiga)

(d) Media

3) Mencatat pesanan pelanggan

Setiap pesanan yang datang ke Perusahaan, baik langsung atau tidak langsung harus

dicatat dengan cermat. Pesanan itu kemudian di cek kembali untuk mengetahui

kekurangan dan kelengkapannya. Hal ini memerlukan komunikasi yang baik dengan

konsumen atau pelanggan yang bersangkutan.

4) Mencatat kebutuhan dan identitas pelanggan

Untuk memudahkan pelayanan kepada pelanggan, kita perlu membuat catatan secara

cpesifik tentang berbagai hal menyangkut pelanggan kita. Hal ini penting sebagai alat

control ketika mulai mengadakan penjualan atau sewaktu melakukan pengiriman

pesanan.

Salah satu yang perlu dicatat adalah kebutuhan pelanggan. Untuk mengetahui tentang

kebutuhan pelanggan, kita perlu mencatat, misalnya identitas pelanggan. Maksudnya

untuk mengenali selera pelanggan, produk yang digemari, kemampuan membeli

berkaitan dengan tingkat penghasilan, harapan akan pelayanan yang selayaknya kita

berikan, dsb.

Minimal kita dapat mengatakan bahwa pelanggan adalah aset yang perlu kita pupuk

dan kita bina untuk memajukan usaha kita. Identitas pelanggan yang ada pada kita bisa

digunakan untuk menghubungi pelanggan. Misalnya kita memmberitahu akan segera

mengirimkan barang-barang pesanan pelanggan, dsb.

5) Menegaskan kembali kebutuhan pelanggan

Produsen bukan hanya mampu menyediakan barang atau jasa kepada orang yang

membutuhkannya, tetapi juga kepada orang yang mungkin mau membeli barang atau

jasanya. Untuk itu produsen harus mampu mengadakan pendekatan-pendekatan

kepada calon konsumennya dengan jalan menarik perhatian mereka, dengan

memberikan penjelasan-penjelasan yang memadai mengenai produk atau jasa kita,

sehingga mereka memutuskan untuk membeli.

Caranya adalah dengan meneliti kembali kebutuhan pelanggan menyangkut hal-hal

sebagai berikut:

(a) Perinci kembali kebutuhan pelanggan berdasarkan pesanan yang kita terima

(b) Menganalisis kembali system pembayaran yang selama ini kita berlakukan,

khususnya bagi pelanggan

(c) Menganalisis kembali system pengiriman barang

(d) Perlu tidaknya garansi untuk barang-barang yang kita jual

(e) Bagaimana ketentuan barang yang rusak yang sudah terlanjur dibeli

6) Mewujudkan kebutuhan pelanggan

Setiap pesanan ke Perusahaan merupakan awal terjadinya transaksi penjualan. Oleh

karena itu, setiap pesanan perlu dan harus mendapat perhatian secara maksimal.

Setiap pesanan yang diajukan pembeli harus dapat kita tangkap dengan cermat, kita

catat, dan kita cek kebenarannya.

Untuk barang-barang yang sudah tersedia, maka penyerahan atau pengiriman dapat

dilakukan segera atau dalam waktu yang pendek. Barang yang tidak tersedia biasanya

membutuh kan waltu sampai bisa dikirimkan. Hal yang harus diingat penyerahan

barang dari penjual kepada pembeli, harus dicatat kapan terjadinya, tanggal, bulan, dan

tahun.

Mengenai waktu pembayaran dapat dipilih salah satu ketentuan sebagai berikut:

(a) Prepaid (dibayar di muka) artinya pembeli membayar lebih dahulu sebelum barang

diterima

(b) Rembours (cash on delivery) artinya barang yang dibeli hanya akan dikirim dan

diterima pembeli jika barang sudah dibayar

(c) Cash (tunai/kontan) artinya harus dibayar secara tunai

(d) Credit (kredit) artinya pembayaran dapat dilakukan beberapa waktu setelah barang

diterima

(e) Installment (cicilan/angsuran) artinya dapat dibayar dengan mengangsur/mencicil

(f) Discount (potongan) artinya ada sejumlah uang yang harus dibayar penjual kepada

pembeli

(g) Pembayaran dengan menggunakan mata uang asing

7) Menyatakan Terima Kasih

Setiap pembeli mengharapkan memperoleh pelayanan yang baik, pelayanan yang

cepat, dan menyenangkan. Dari sudut penjual (produsen), pelayanan dapat dianggap

sebagai investasi, karena pelayanan yang baik akan menimbulkan hubungan yang baik

dengan pelanggan dan akhirnya penjualan akan meningkat.

Salah satu bentuk pelayanan yang baik adalah dengan mengucapkan terima kasih.

Meskipun mungkin hanya sebuah ucapan, namun ucapan terima kasih akan

memberikan dampak positif pada hubungan antara produsen dan konsumen. Ucapan

terima kasih kepada pembeli meninggalkan kesan yang baik di hati para pembeli atau

pelanggan.

7. Mengatasi Keluhan Pelanggan

Sekecil apapun kekecewaan Pelanggan adalah merupakan keluhan yang harus segera

ditangani. Disinilah para petugas pelayanan harus mampu mengatasi keluhan tersebut

agar tidak semakin membesar dan berdampak kurang baik bagi perusahaan.

Ada beberapa kiat dalam menangani keluhan pelanggan, yaitu :

a) Hadapilah keluhan pelanggan dengan bijaksana, jangan terbawa emosi pelanggan,

petugas tidak boleh marah, walau hati sakit mendengar omelan pelanggan

b) Dengarkanlah dengan penuh perhatian semua keluhan pelanggan, sedapat mungkin

hidupkan suasana penuh keakraban

c) Petugas pelayanan tidak dibenarkan membuat janji-janji hanya untuk menyenangkan

pelanggan, padahal janji tersebut diluar kewenangannya

d) Berikanlah rasa simpatik dan ikut merasakan kesulitan yang menimpa pelanggan

e) Tanggapilah keluhan tersebut dengan baik, sertakan ucapan maaf yang tulus dan

berjanji akan memperbaiki kekurangan atas pelayanan yang diberikan

Pada dasarnya keluhan pelanggan dapat dikategorikan ke dalam 4 bagian utama, yaitu:

a) Keluhan mekanikal

Biasanya keluhan ini disampaikan oleh pelanggan karena barang yang dibelinya

mengalami kerusakan pada sebagian atau salah satu peralatan atau barang yang dibeli

tersebut.

Keluhan mekanikal ini biasanya sering terjadi pada pembelian barang-barang

mekanikal dan elektrikal (seperti TV, tape, radio, AC, laser disc, mobil, motor, dll)

b) Keluhan akibat sikap petugas

Biasanya keluhan ini disampaikan oleh pelanggan, karena sikap petugas yang kurang

baik atau egative pada saat melayani pelanggan

Yang lebih berbahaya lagi bila petugas pelayanan tersebut memposisikan dirinya ingin

menjadi "pusat perhatian" dengan pakaian dan aksesoris keren, make-up yang wah.

c).Keluhan akibat pelayanan buruk

Biasanya keluhan pelanggan karena hal-hal yang berhubungan dengan pelayanan itu

sendiri yang buruk.

Misalnya:

(1) Di restoran, penyajian hidangan yang terlalu lama membuat tamu bosan dan

jengkel, sehingga selera makan menjadi hilang

d) Keluhan Yang Aneh

Keluhan yang aneh adalah keluhan pelanggan yang di mata petugas merupakan

keluhan yang tidak wajar. Pelanggan yang mengeluh seperti ini secara psikologis

mungkin hidupnya tidak bahagia, kesepian, atau stress. Keluhan yang disampaikan

kadangkala tidak perlu dicarikan jalan keluarnya, cukup di dengarkan dengan penuh

perhatian, karena biasanya orang seperti ini hanya menginginkan hubungan yang

hangat antar manusia

Dalam menghadapi keluhan pelanggan, kita harus menyadari bahwa keluhan tersebut

adalah salah satu langkah untuk menuju perbaikan kinerja perusahaan. Keluhan tidak

berarti penghinaan terhadap produk perusahaan, melainkan merupakan koreksi yang

efektif yang akan membuat perusahaan semakin matang. Dengan adanya keluhan,

para petugas pelayanan akan menjadi lebih professional dalam bekerja.

8. Pelayanan Prima

Pelayanan Prima pada hakekatnya adalah pelayanan ditujukan kepada pembeli

potensial (calon pembeli) dan kepada pelanggan tetap. Pelayanan Prima juga berarti

apa yang kita peroleh pada hari ini untuk menunjang pada masa yang akan datang

yang sangat dibutuhkan oleh semua anggota perusahaan

Untuk tercapainya keberhasilan itu, semua anggota perusahaan tanpa terkecuali harus

terlibat di dalamnya. Apakah mereka berhubungan langsung dengan pelanggan atau

tidak, semuanya terkait dengan pelayanan prima.

Beberapa pengertian Pelayanan Prima dapat disebutkan antara lain sebagai berikut:

a. Upaya membuat pelanggan merasa penting

b. Upaya membuat rekan sekerja merasa nyaman bekerja sama dengan kita

c. Upaya melayani pelanggan dengan yang ramah, cepat, dan tepat

d. Upaya mengutamakan kepuasan pelanggan

e. Upaya menepati janji yang telah disepakati, khususnya kepada pelanggan

f. Upaya mendatangkan pelanggan baru

g. Upaya melayani dengan etika dan sopan santun

h. Upaya menekan rasa marah, jengkel, dan kesal ketika melayani pelanggan

i. Upaya mengerti/memahami kebutuhan pelanggan

j. Upaya menangani keluhan kebutuhan

Untuk menuju sasaran yang dimaksud, kita dapat menggunakan konsep A3 (Attitude,

Attention, Action), sebagai dasar melakukan pelayanan secara prima, yaitu:

a) Konsep Sikap (Attitude)

Sikap adalah suatu pernyataan yang bersifat menilai berupa suka atau tidak suka

terhadap barang atau jasa tertentu. Sedangkan perilaku adalah perwujudan dari sikap

yang dimiliki seseorang yang dapat diamati, dilihat, dan dirasakan. Sikap dan perilaku

yang diharapkan pada pelayanan prima adalah sikap yang baik dan simpatik sehingga

proses pelayanan dapat berlangsung dengan baik.

Bentuk-bentuk pelayanan berdasarkan konsep sikap (attitude) adalah:

1) Pelayanan berpenampilan serasi, yaitu berhias, berbusana serasi, dan ekspresi

wajah yang cerah

2) Pelayanan dengan berpikir positif, yaitu tidak bersikap apriori, tidak memanfaatkan

kelemahan calon pembeli/pelanggan

3) Pelayanan dengan sikap menghargai, yaitu sikap hormat, dan ramah, tutur bahasa

yang disertai dengan senyum

b) Konsep Perhatian (Attention)

Seorang penjual yang baik akan senantiasa menunjukkan penampilan dan

pembicaraan yang mampu menarik perhatian pelanggan atau calon pembelinya.

Untuk dapat berperilaku demikian seorang penjual perlu memperhatikan hal-hal

sebagai berikut:

1) Mendengarkan dan memahami kebutuhan pembeli atau pelanggan (menjadi

pendengar yang baik)

2) Menaruh perhatian pada pembeli dan keluarganya

3) Menjaga penampilan sebaik mungkin

4) Mengamati perilaku pembeli atau pelanggan

c) Konsep Tindakan (Action)

Action yang dimaksud di sini adalah suatu perilaku melayani untuk memenuhi

kebutuhan pembeli/pelanggan. Pelayanan ini adalah bentuk pelayanan yang mengarah

pada transaksi jual beli.

Bentuk-bentuk pelayanan berdasarkan konsep Tindakan (Action) adalah:

1) Mencatat pesanan pembeli/pelanggan

2) Mencatat kebutuhan pembeli/pelanggan

3) Menegaskan kembali kebutuhan pembeli/pelanggan

4) Mewujudkan kebutuhan pembeli/pelanggan

5) Menyatakan terima kasih dengan harapan pembeli/pelanggan akan datang kembali

9. Pentingnya Pelayanan Prima kepada Pelanggan.

Pelanggan merupakan jiwa Perusahaan. Maka selayaknya mereka diperlakukan

sebagai raja. Seorang raja harus dihormati dan dipenuhi segala kebutuhannya. Itu

berarti setiap pelanggan harus memperoleh pelayanan (service) yang baik. Hal yang

ingin dicapai dengan pelayanan yang sebaik-baiknya adalah adanya kebebasan

memilih, mempertimbangkan dalam suasana dan kesan yang menyenangkan bagi

pelanggan sehingga mereka puas dan merasa senang berhubungan dengan kita.

Pokok-pokok pelayanan yang perlu diperhatikan agar pelanggan puas dan senang

adalah :

a) Setiap pelanggan menginginkan pelayanan yang terbaik dan memuaskan.

b) Pelayanan prima dapat menghindarkan terjadinya tuntutan- tuntutan yang tidak perlu.

c) Pelayanan prima menghilangkan rasa kecewa pelanggan, misalnya sebagai akibat

produk kurang memuaskan.

d) Pelayanan prima dapat menumbuhkan minat dan keputusan untuk membeli atau

menggunakan jasa saat itu juga

logo PALITO SUMBAR

Berpikir, Berkarya, Berinovasi

Kontak

Peta Komunitas Literasi Orang Sumatera Barat

Jalan Simpang Alai, Cupak Tangah, Pauh

0751-776789

kontak(at)palitosumbar.kemdikbud.go.id

© 2025 PALITO SUMBAR. All Rights Reserved.

Developed by DimensiTekno