Laman ini menginformasikan tentang peta komunitas literasi di Provinsi Sumatera Barat yang dikelola oleh Kelompok Kepakaran dan Layanan Profesional (KKLP) Literasi Balai Bahasa Provinsi Sumatera Barat. Tujuan dan fungsi laman ini adalah sebagai pusat informasi tentang komunitas literasi yang ada di Provinsi Sumatera Barat.
Di dalam laman petakomlitsumbar terdapat beberapa fitur sebagai berikut, (1) informasi pemilik aplikasi, yaitu alamat kantor, alamat pos-el, dan nomor telepon Balai Bahasa Provinsi Sumatera Barat, (2) data komunitas literasi yang ada di Provinsi Sumatera Barat yang dapat dicari per kabupaten/kota, (3) data pengurus komunitas literasi yang sudah terdaftar di aplikasi, (4) data kegiatan komunitas literasi yang sudah terdaftar di aplikasi, (5) fitur pendaftaran komunitas literasi, fitur ini bisa digunakan oleh komunitas literasi Sumatera Barat yang belum terdaftar di aplikasi untuk mendaftarkan komunitasnya agar dimasukan ke dalam data base komunitas literasi Sumatera Barat.
Komunitas adalah sebuah organisasi atau kelompok sosial yang terdiri dari beberapa orang atau bahkan banyak orang yang memiliki kesamaan tujuan satu sama lain. Sedangkan literasi adalah kemampuan seseorang dalam mengembangkan dan melakukan aktivitas menulis dan membaca. Komunitas literasi adalah sebuah perkumpulan sosial terdiri dari beberapa orang yang memiliki kesamaan tujuan dalam hal menulis dan membaca.
Bangsa Indonesia telah mengenal literasi sejak zaman dahulu, yaitu dengan adanya penemuan prasasti, tulisan di dalam gua prasejarah, dan tulisan yang ada di candi-candi. Selain itu, masyarakat juga semakin mengenal literasi berkat gerakan yang dilakukan oleh aktivis pada zaman kolonial seperti R.A Kartini yang rajin membaca dan menulis surat kepada temannya, hingga membuat masyarakat dan pemerintah sadar akan pentingnya literasi. Kemudian dalam perjuangan bangsa Indonesia lahirlah tulisan-tulisan para tokoh pejuang dan penulis surat kabar yang kritis terhadap pemerintahan kolonial Belanda.
Pada masa kemerdekaan, Presiden Soekarno sangat bersemangat membangun bangsa dengan buku dan pena untuk memberantas buta huruf di kalangan masyarakat. Oleh sebab itu pada 14 Maret 1948 dicanangkan program pemberantasan buta huruf (PBH). Dalam pelaksanaan PBH kegiatannya dapat terlaksana di 18.663 tempat, dengan melibatkan 17.822 orang guru dan 761.483 orang murid. Sementara itu penyelenggaraan secara swadaya juga dilakukan di sekitar 881 tempat dengan melibatkan 515 orang guru dan 33.626 murid. Setidaknya program tersebut dapat menekan angka 90% buta huruf menjadi 40%. di tahun 1960-an.
Kemudian Presiden Soekarno memberikan komando bahwa Indonesia harus terbebas dari buta huruf hingga tahun 1964. Seluruh masyarakat dikerahkan untuk menyukseskan program tersebut. Semua orang yang bisa membaca dan menulis dan setiap organisasi dikerahkan untuk mengajar sukarela pada masyarakat yang masih buta huruf. Hasilnya pada tahun 1964, sebagian besar masyarakat usia 13-45 tahun mulai mengenal huruf. Sejak itu muncul berbagai komunitas literasi yang terus aktif dalam mengembangkan literasi hingga saat ini.
Kemajuan literasi disebabkan oleh berbagai hal, di antaranya:
Meningkatnya kesadaran masyarakat Indonesia mengenai arti penting literasi demi membangun dan memajukan bangsa.
Semakin meningkatnya kesadaran masyarakat dan pemerintah mengenai keunggulan dan kemajuan individu ditentukan oleh tradisi dan literasi yang baik.
Semakin meningkatnya kepedulian masyarakat dan pemerintah dalam usaha menumbuhkan dan menyebarluaskan kegiatan dan budaya literasi di lingkungan masyarakat maupun lingkungan pendidikan
Berpikir, Berkarya, Berinovasi
Peta Komunitas Literasi Orang Sumatera Barat
Jalan Simpang Alai, Cupak Tangah, Pauh
0751-776789
kontak(at)palitosumbar.kemdikbud.go.id
© 2025 PALITO SUMBAR. All Rights Reserved.