Siapa yang tidak kenal dengan Idra Putri, S.S, M.Pd. Ya, sosok perempuan yang sederhana ini dikenal lebih menyukai tantangan. Dan itu juga yang membuat wanita kelahiran Tanjung Bonai, Kecamatan Lintaubuo, Kabupaten Tanahdatar, 11 Januari 1980 tersebut sukses di bidang literasi.
Bahkan tak sedikit juga karya yang penggsudah dilahirkan anak kedua dari empat bersaudara tersebut. Seperti buku Antologi Puisi Gugus Waktu (2017) bersama Masyarakat Literasi Sastra dan Majalah Sastra Maya, Antologi Puisi Titik Titik Rindu (2018) bersama Bumi Maya Bapuisi (BMP).
Guru Merdeka Guru Berdaya (2018), Kumpulan Puisi Aku Hanya Perempuan Biasa (2019) dan Antologi Puisi Menjemput Asa (2019) MGMP Bahasa Indonesia MTs Kota Padang, Antologi Senandung Perahu Sang Guru (2019) guru SMP/MTs Kota Padang, Antologi Pantun Mudika Lega (2020).
Lalu juga kumpulan Artikel 50 Jejak Guru VIP Ranah Minang (Alumni WMC XII Sumbar) (2020), Artikel Merenda Kesucian Ramadhan Bersama Keluarga (2020), Merdeka Menulis (kumpulan cerita Perayaan HUT RI ke 75) (2020), Pekik Merdeka (kumpulan Puisi Perjuangan) (2020), Dari Pledoi Hingga Ajal Menjemput (kumpulan Pentigraf (2020), Guru Petualang (kumpulan kisah menarik berpetualang) (2020), Antologi Puisi Mengumpul Asa (2020), Antologi Puisi Ranah Minang I'am In Love (2021).
Kemudian juga Kumpulan 100 Puisi Semaris Episode Rindu (2021), Kumpulan Artikel Guru MTsN 1 Kota Padang (2021) dalam rangka Bulan Bahasa, Editor Antologi Puisi Siswa MTsN 1 Kota Padang (2021), Bunga Rampai Kumpulan Esai Terbaik PPS UNP (2022), Puisi Religi Ayat-Ayat Hujan (2022), Antologi Cerpen Perempuan, Perempuan Hebat (2022), Kumpulan Puisi Ambigu (2022).
"Kuncinya adalah belajar, belajar dan terus belajar. Dengan memperbanyak membaca tentunya dengan sendirinya akan mengembangkan literasi kita. Karena memang litersi itu butuh pengorbanan," ujar Idra Putri, S.S, M.Pd yang juga tercatat sebagai guru Bahasa Indonesia di MTsN 1 Kota Padang tersebut.
Idra Putri, memang lahir dari seorang ibu yang tangguh dan ayah yang ulet dan rajin, meskipun hanya seorang petani biasa. Namun mampu menyekolahkan anaknya hingga ke jenjang Master Pendidikan.
Hingga akhirnya Idra menyelesaikan Pendidikan S.2 di Universitas Negeri Padang pada Maret 2013 lalu. Saat ini beliau memiliki suami Tartillah dan sepasang penyemangat hidup berusia 12 tahun Kiara Daifatul Husna dan Muhammad Milhan Hisyam (7 tahun).
Hidup Adalah Pilihan. Itulah motto dari wanita yang kini dipercaya sebagai Plt Kepala MTsN 1 Kota Padang tersebut. Dengan motto tersebut perempuan beranak dua tersebut tetap mengembangkan semangat literasinya melalui dunia nyata dan dunia maya serta menulis di blog gurusiana dan media cetak/online lainnya.
Namun harus diakui, begitu panjang perjalanan yang dilalui untuk melahirkan karya tersebut. Bahkan keinginan untuk menulis diawali dengan ajakan teman dunia maya sejak 2017 lalu melalui Masyarakat Komunitas Literasi Sastra (MKLS) sehingga lahirlah antologi puisi Gugus Waktu.
Selanjutnya 2018 penulis mengikuti Writing Camp (WMC) ke XII yang digagas oleh Komunitas Penulis Penggiat Literasi KPPL Kemenag Sumbar di Asrama Haji. Dengan tekad dan semangat membara hanya dalam waktu satu bulan, lahirlah buku solo pertama, Kumpulan Puisi Aku Hanya Perempuan Biasa.
Awalnya memang sulit namun setelah terbiasa semuanya menjadi lebih mudah. Sejak saat itu, semangat menulis terus dipupuk dengan ikut tantangan menulis satu bulan, tiga bulan, enam bulan dan satu tahun di blog gurusiana. Manis, asam, garam sudah penulis rasakan. Pengorbanan finansial yang tidak sedikit juga sudah penulis alami.
Bahkan buah dari pengorbanan itu pulalah yang dirasakan sampai sekarang hingga menjadikan menulis sudah jadi kebiasaan. Biasa menulis dan terbiasa menulis. Akhir tahun 2021 penulis juga dinyatakan lolos sebagai seribu guru Motivator Literasi nasional yang dibuktikan dengan lahirnya Kumpulan Artikel Guru MTsN 1 Kota Padang dan Antologi Puisi Siswa (2022).
Bahkan pada 2022, Idra Putri juga dianugerahi sebagai salah satu guru Penggiat Literasi oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Wilayah Sumbar dalam acara halalbihalal Komunitas Penggiat Literasi KPPL Kemenag SE Sumbar di Embarkasi Haji Padangpariaman Akhir Mei lalu.
"Itulah awal dari proses panjang yang dirasakan dan nikmati sampai sekarang. Untuk itu, semuanya memang butuh proses dan pengorbanan baik itu waktu, tenaga dan finansial. Jadi kalau ingin menulis, ya juga harus rela berkorban," sebutnya. (zul)
Berpikir, Berkarya, Berinovasi
Peta Komunitas Literasi Orang Sumatera Barat
Jalan Simpang Alai, Cupak Tangah, Pauh
0751-776789
kontak(at)palitosumbar.kemdikbud.go.id
© 2025 PALITO SUMBAR. All Rights Reserved.